PERMASALAHAN, TANTANGAN, DAN UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM PENERAPAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA, ANALISIS ISU KONTEMPORER, SERTA KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
(Resensi Tiga Modul Agenda I LATSAR CPNS 2025)
Oleh:
Moch. Faishal Fadlillah, S.T.
(CPNS Pengadilan Tinggi Agama Palu)
A. PENDAHULUAN
Modul Agenda I terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara, Analisis Isu Kontemporer, serta Kesiapsiagaan Bela Negara. Ketiganya merupakan rangkaian pembelajaran terintegrasi yang tidak hanya menekankan aspek teori, tetapi juga praktik dan internalisasi nilai-nilai kebangsaan.
Ketiga modul ini sama-sama menyoroti tantangan bangsa Indonesia di era modern. Melemahnya wawasan kebangsaan, maraknya radikalisme, narkoba, dan korupsi menjadi permasalahan serius. Selain itu, arus globalisasi dan kemajuan teknologi sering kali membawa dampak negatif berupa degradasi moral, lunturnya identitas bangsa, serta ancaman ideologi transnasional. Birokrasi juga menghadapi krisis integritas, kurangnya profesionalisme, dan rendahnya kepercayaan publik.
ASN dihadapkan pada tantangan kompleks, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perubahan lingkungan strategis akibat globalisasi, desentralisasi, demokratisasi, dan perkembangan teknologi menuntut ASN untuk lebih adaptif, inovatif, serta mampu berpikir kritis. ASN bukan hanya pelaksana regulasi, tetapi juga dituntut menjadi motor penggerak perubahan yang menghadirkan pelayanan publik terbaik.
B. PEMBAHASAN
1. Modul I: Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara
Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara menyoroti persoalan yang masih melekat dalam kehidupan berbangsa. Menurunnya rasa nasionalisme akibat pengaruh globalisasi, individualisme, dan budaya asing menjadi masalah mendasar yang perlu diatasi. Kondisi ini diperparah dengan ancaman disintegrasi bangsa yang dipicu isu SARA, konflik horizontal, serta politik identitas. Tak hanya itu, meningkatnya kasus korupsi, narkoba, radikalisme, dan terorisme semakin melemahkan ketahanan nasional, sementara krisis kepercayaan publik terhadap aparatur negara menunjukkan adanya celah besar dalam integritas dan kualitas pelayanan birokrasi.
Tantangan yang dihadapi bangsa dan ASN pun semakin kompleks di era modern. Perubahan global, perkembangan teknologi digital, serta dinamika demokratisasi dan desentralisasi membuka peluang besar, tetapi juga membawa ancaman serius bagi persatuan. Selain itu, muncul ancaman non-militer seperti perang ideologi, informasi, dan budaya yang mampu mengikis nilai-nilai kebangsaan. ASN dituntut tidak hanya sebagai pelayan publik, melainkan juga sebagai perekat bangsa dan penggerak perubahan birokrasi. Sayangnya, generasi muda yang menjadi harapan sering kali belum memiliki kesiapan mental dalam menghadapi derasnya arus informasi dan budaya instan.
Sebagai upaya menjawab persoalan tersebut, modul ini menegaskan bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab TNI, melainkan kewajiban seluruh warga negara, terutama ASN. Upaya yang ditawarkan mencakup penanaman lima nilai dasar bela negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila, kerelaan berkorban, serta kemampuan awal bela negara. Selain itu, penguatan wawasan kebangsaan juga dilakukan melalui pemahaman empat konsensus nasional: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan bekal nilai tersebut, ASN diharapkan mampu membangun integritas, profesionalisme, serta daya adaptasi yang kuat dalam menghadapi perubahan zaman.
Dengan demikian, modul ini menegaskan pentingnya penerapan wawasan kebangsaan dan bela negara sebagai kunci memperkuat integritas serta profesionalisme ASN. Pemahaman yang benar dan implementasi nyata atas nilai-nilai ini akan menjadikan ASN lebih siap menghadapi tantangan global, melawan ancaman ideologi transnasional, serta menjaga keutuhan NKRI. Dengan demikian, ASN tidak hanya berperan sebagai pelayan publik, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam menjaga persatuan bangsa.
2. Modul II: Analisis Isu Kontemporer
Modul Analisis Isu Kontemporer membahas berbagai permasalahan aktual yang mengancam ketahanan nasional. Korupsi masih menjadi momok besar yang merusak birokrasi, melemahkan kepercayaan publik, dan menghambat pembangunan. Narkoba juga terus menggerogoti generasi muda, mengurangi produktivitas, dan menurunkan daya saing bangsa. Selain itu, radikalisme dan terorisme mengancam stabilitas nasional, sementara kejahatan siber seperti hoaks, penipuan digital, dan ujaran kebencian berpotensi memecah belah masyarakat. Tak kalah serius, fenomena proxy war dan pengaruh asing dapat melemahkan kedaulatan NKRI secara halus namun berkelanjutan.
Tantangan yang muncul semakin kompleks seiring dengan derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Masyarakat menjadi lebih rentan terhadap ideologi transnasional, berita bohong, dan budaya instan yang dapat merusak tatanan sosial. Kompleksitas isu kontemporer juga bersifat multidimensional, mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. Di sisi lain, kesiapan ASN dalam memahami, mengidentifikasi, serta merespons isu-isu tersebut secara kritis masih belum merata. Rendahnya literasi digital dan wawasan kebangsaan, terutama di kalangan generasi muda, turut memperbesar kerentanan bangsa terhadap ancaman kontemporer.
Sebagai solusi, modul ini menekankan pentingnya analisis isu strategis oleh ASN melalui berbagai upaya konkret. Peningkatan literasi kritis menjadi langkah awal agar ASN mampu memilah informasi, membedakan fakta dan opini, serta mendeteksi hoaks. Pendekatan modal insani juga diutamakan, dengan pengembangan kecerdasan intelektual, emosional, sosial, moral, dan jasmani. Selain itu, penguatan wawasan kebangsaan berperan sebagai filter terhadap pengaruh asing, sementara kolaborasi lintas sektor mendorong kerja sama antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan aparat keamanan. Pemanfaatan teknologi digital secara positif, misalnya untuk kampanye kebangsaan dan pendidikan publik, juga diharapkan menjadi senjata efektif menghadapi isu-isu kontemporer.
Dengan demikian, modul ini menegaskan bahwa ASN harus memiliki kemampuan berpikir kritis, adaptif, dan analitis agar mampu menghadapi dinamika isu-isu global maupun lokal. Bekal nilai kebangsaan, literasi digital, dan kolaborasi yang kuat akan menjadikan ASN tidak hanya pelayan publik, tetapi juga penggerak perubahan sekaligus benteng pertahanan bangsa. Peran aktif ASN dalam menganalisis dan merespons isu kontemporer sangat penting untuk menjaga keutuhan NKRI di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
3. Modul III: Kesiapsiagaan Bela Negara
Modul Kesiapsiagaan Bela Negara menyoroti sejumlah persoalan mendasar terkait lemahnya kedisiplinan dan karakter kebangsaan, baik di kalangan generasi muda maupun ASN. Tantangan semakin besar dengan hadirnya ancaman multidimensional, mulai dari radikalisme, narkoba, bencana alam, kejahatan siber, hingga konflik sosial. Di sisi lain, masih banyak aparatur yang belum memiliki kesiapan fisik dan mental yang kuat dalam menghadapi dinamika tugas maupun tekanan global. Minimnya kesadaran bahwa bela negara bukan hanya tanggung jawab TNI, tetapi kewajiban seluruh warga negara, memperlihatkan perlunya pemahaman ulang tentang peran ASN dalam menjaga keutuhan bangsa.
Dalam konteks tantangan, globalisasi dan perkembangan teknologi menghadirkan budaya instan, individualisme, serta degradasi moral yang berpotensi melemahkan semangat kebangsaan. Karakter ancaman pun tidak lagi sebatas militer, melainkan juga ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hingga ancaman siber. Kondisi ini menuntut ASN untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara jasmani, mental, serta memiliki kedisiplinan tinggi. Meningkatnya kebutuhan akan kerja sama tim dan kepemimpinan kolektif juga menjadi syarat penting dalam menghadapi berbagai situasi darurat maupun ancaman terhadap NKRI.
Untuk menjawab persoalan tersebut, modul ini menawarkan sejumlah pendekatan praktis yang bersifat aplikatif. Latihan disiplin seperti baris-berbaris, tata upacara sipil, dan keprotokolan menjadi sarana pembentukan karakter, ketaatan aturan, sekaligus kepemimpinan. Selain itu, pembinaan fisik dan mental dilakukan melalui kegiatan jasmani, penguatan mental, dan pembiasaan pola hidup sehat agar ASN tangguh menghadapi tekanan. Kewaspadaan dini terhadap radikalisme, konflik sosial, maupun ancaman non-militer lainnya turut ditekankan, diiringi dengan penguatan kerja sama tim, kepemimpinan kolektif, serta loyalitas terhadap bangsa dan negara.
Pada akhirnya, modul ini menegaskan bahwa kesiapsiagaan bela negara adalah fondasi penting bagi ASN untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI. Kesiapan fisik, mental, dan moral yang dibangun melalui latihan disiplin, pembinaan karakter, kewaspadaan dini, serta kolaborasi tim menjadikan ASN tidak hanya sekadar pelaksana regulasi, tetapi juga agen penguat ketahanan nasional. Dengan internalisasi nilai-nilai bela negara dalam setiap tugas, ASN dapat mewujudkan pelayanan publik yang berorientasi pada kepentingan bangsa sekaligus memperkokoh persatuan Indonesia.
C.KESIMPULAN
Ketiga modul membentuk satu kesatuan yang utuh. Modul pertama memberikan fondasi ideologis, modul kedua memperluas kesadaran kritis, dan modul ketiga melatih implementasi nyata. ASN dibentuk untuk tidak sekadar mengetahui konsep, tetapi juga mengaktualisasikan nilai-nilai bela negara dalam pelayanan publik. Dengan keterpaduan ini, ASN siap menjadi perekat bangsa dan garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI.
Bagi CPNS, modul ini menjadi landasan dalam menyiapkan diri sebagai aparatur negara. Mereka tidak hanya diajarkan disiplin, tetapi juga nilai moral, integritas, dan profesionalisme. Implikasinya, CPNS harus menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan, serta menjadi teladan dalam menjaga persatuan, keadilan, dan pelayanan publik yang berorientasi pada rakyat.
Ketiga modul sangat relevan dengan isu-isu kontemporer yang dihadapi bangsa. Ancaman radikalisme, disintegrasi, korupsi, narkoba, serta hoaks menjadi fenomena nyata yang harus dihadapi ASN. Melalui pelatihan terintegrasi, ASN diharapkan tidak hanya memahami isu, tetapi juga mampu memberikan solusi, berperan aktif dalam membangun kepercayaan masyarakat, serta menjaga marwah negara.
Tiga modul ini menegaskan pentingnya bela negara dalam membentuk ASN profesional. ASN yang memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, mampu menganalisis isu kontemporer, serta siap secara fisik dan mental akan menjadi pilar penting dalam menjaga NKRI. Ketiga modul Agenda I Bela Negara merupakan kurikulum strategis untuk membangun ASN yang tangguh, berintegritas, serta menjadi motor penggerak perubahan menuju Indonesia yang maju dan bermartabat.